Infrastruktur web adalah kerangka kerja yang mendukung aplikasi dan layanan berbasis web. Untuk memahami cara kerjanya, mari kita ambil contoh salah satu infrastruktur web umum, yaitu Model Tiga Lapisan (Three-Tier Architecture) yang banyak digunakan untuk aplikasi web modern.
Tiga Lapisan Infrastruktur Web
- Lapisan Presentasi (Presentation Layer):
- Fungsi: Menyediakan antarmuka pengguna (user interface) untuk mengakses layanan.
- Komponen:
- Browser atau aplikasi klien yang berinteraksi dengan pengguna.
- Front-end framework seperti React, Angular, atau Vue.js.
- Cara Kerja:
- Pengguna mengirimkan permintaan melalui browser (misalnya, mengetik URL).
- Permintaan diteruskan ke server.
- Lapisan Aplikasi (Application Layer):
- Fungsi: Memproses logika bisnis dan berkomunikasi dengan database.
- Komponen:
- Server web (Apache, Nginx) untuk menangani permintaan HTTP/HTTPS.
- Server aplikasi (Node.js, PHP, Python Flask/Django) untuk menjalankan logika bisnis.
- Cara Kerja:
- Server aplikasi menerima permintaan dari lapisan presentasi.
- Memproses data menggunakan kode logika bisnis.
- Berinteraksi dengan database untuk mengambil atau menyimpan data.
- Lapisan Data (Data Layer):
- Fungsi: Menyimpan, mengelola, dan menyediakan data.
- Komponen:
- Database relasional (MySQL, PostgreSQL) atau non-relasional (MongoDB, Redis).
- Cara Kerja:
- Permintaan data dari lapisan aplikasi diterjemahkan menjadi query database.
- Database mengembalikan hasil query ke server aplikasi.
- Server aplikasi kemudian meneruskan data tersebut ke klien.
Cara Kerja Infrastruktur Web
- Pengguna membuka browser dan memasukkan URL aplikasi web.
- DNS (Domain Name System) mengarahkan permintaan ke alamat IP server hosting aplikasi.
- Server web menerima permintaan dan meneruskannya ke server aplikasi.
- Server aplikasi:
- Menjalankan logika yang diminta.
- Mengambil data dari database jika diperlukan.
- Server aplikasi mengirimkan respons (biasanya dalam bentuk HTML/CSS/JavaScript) kembali ke browser.
- Browser menampilkan hasil kepada pengguna.
Contoh
Misalnya, ketika Anda mengakses toko online:
- Anda mengetikkan URL atau mengklik kategori produk.
- Server memproses permintaan Anda untuk melihat produk tertentu.
- Data produk diambil dari database dan disusun dalam halaman yang dapat dibaca.
- Hasil akhirnya adalah halaman produk yang Anda lihat di browser.
Apa itu APACHE WEB SERVER?
Apache adalah perangkat lunak server web open-source yang dikembangkan dan dikelola oleh Apache Software Foundation. Server ini berfungsi untuk mengelola permintaan HTTP/HTTPS dan menyajikan konten, seperti halaman web, ke pengguna melalui browser.
Fungsi Utama Apache:
- Melayani Halaman Web
Mengirimkan file HTML, CSS, JavaScript, dan gambar ke browser pengguna. - Menjalankan Aplikasi Web
Apache mendukung bahasa pemrograman seperti PHP, Perl, Python, dan integrasi dengan CGI. - Manajemen Virtual Host
Memungkinkan pengelolaan beberapa situs web dalam satu server fisik atau virtual. - Dukungan Protokol
Mendukung HTTP, HTTPS, dan protokol lain untuk komunikasi web.
Berikut adalah langkah-langkah untuk menginstal Apache HTTP Server di Ubuntu Server. Tutorial ini berlaku untuk versi terbaru Ubuntu Server (22.04 atau 20.04).
Langkah 1: Update Paket Sistem
Pastikan semua paket di sistem Anda sudah diperbarui.
sudo apt update
Langkah 2: Instal Apache
Gunakan perintah berikut untuk menginstal Apache:
sudo apt install apache2 -y
Langkah 3: Verifikasi Instalasi
Setelah instalasi selesai, periksa apakah Apache berjalan:
sudo systemctl status apache2
- Anda seharusnya melihat status active (running).
- Jika Apache belum berjalan, mulai layanan dengan:
sudo systemctl start apache2
Langkah 4: Uji Server Web
1.Buka browser dan akses IP server Anda, misalnya
http://<IP-Server>
http://192.168.12.120
2. Anda akan melihat halaman default Apache dengan tulisan “Apache2 Ubuntu Default Page”.